Meskipun Indonesia merupakan Negara yang jumlah penduduknya sangat padat
( ke-empat terbesar di dunia setelah Amerika Serikat, Cina, dan India ) dan kaya
akan sumber daya alam yang tersebar, namun kenyataannya Negara tercinta ini
masih sangat bergantung terhadap Negara lain. Mengapa demikian? Di satu sisi, Indonesia
telah di kuasai oleh Negara lain tanpa disadari dengan produk-produk asing hingga
sumber daya manusia asing yang mendominasi Negara ini.
Dengan 237.641.326 penduduk berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010
menurut data Badan Pusat Statistik Indonesia, tentunya banyak sekali SDM (Sumber
Daya Manusia) terebar di Indonesia. SDM itu sendiri memang sangat berperan dan
penting bagi pertumbuhan Negara ini sendiri karena merupakan aset untuk
memajukan dan untuk menyaingi Negara asing baik dalam bidang apapun. Hal ini
seharusnya menjadi kesempatan emas bagi Indonesia, namun Negara ini masih kurang
pandai mengandalkan SDM nya dan sering mengalami kendala-kendala untuk
meningkatkan kualitas SDM nya. Pendidikan yang layak dan berkualitas beserta
skill/kemampuan sangat di butuhkan untuk dapat memutar roda pertumbuhan
perekonomian Negara ini.
Indonesia baru memasuki era bonus demografi pada tahun 2012 yang
diperkirakan akan berakhir pada tahun 2045 - 2050, yang berarti usia produktif
di Indonesia mendominasi daripada usia lanjut maupun usia muda. Hal ini
seharusnya merupakan bonus bagi Indonesia sendiri, namun seperti yang telah
diuraikan, masalah-masalah ketenagakerjaan ini pun merajalela hampir di setiap
daerah. Kendala yang masih sering terjadi dan sepenuhnya belum dapat diatasi Negara
ini dapat menyebabkan penggangguran beserta dampak-dampak negatif yang dapat berujung
hingga ke kasus-kasus penganiayaan dan pembunuhan.
Berdasarkan sumber yang saya dapatkan, terdapat beberapa masalah
ketenagakerjaan yang mendominasi di Indonesia. Berikut adalah permasalahan
tersebut:
1. Kurang tersedianya lapangan kerja
Melimpahnya SDM di Indonesia membuat lapangan kerja tidak mampu mengandalkan
SDM tersebut. Hal ini merupakan pokok yang menyebabkan terhambatnya
penyelenggaraan pembangunan ekonomi.
2. Standar kualitas SDM yang rendah
Pendidikan yang rendah dan tidak merata dengan jenis pekerjaan yang
tersedia. Tidak banyak yang beranggapan bahwa untuk mendapatkan pendidikan
harus mengeluarkan biaya yang banyak. Maka dari itu, banyak sekali
generasi-generasi muda Indonesia yang sudah mulai bekerja di usia mudanya tanpa
menghiraukan kualitas pendidikan yang dimilikinya.
Rendahnya kualitas SDM juga akan berpengaruh pada tingkat produktivitas
yang ujung-ujungnya menyebabkan proses produksi yang tidak efisien. Hal ini
bisa kita lihat dari beberapa produk Indonesia yang tidak mampu bersaing dengan
produk luar terutama barang-barang yang dihasilkan negara-negara maju. Bukan
karena sedikitnya modal yang disediakan dalam proses produksi, bahkan sebaliknya biaya produksi tinggi tapi hasil produksi rendah.
3. Kesempatan kerja masih sangat terbatas
Berbagai sektor pekerjaan yang tersedia baik dibidang agraris, ekstraktif, industri, perdagangan dan jasa tidak mampu menampung besarnya jumlah SDM yang ada. Ketersediaan kesempatan kerja dibidang-bidang tersebut sangat terbatas bila dibandingkan dengan SDM yang besar. Mereka sulit untuk mendapatkan pekerjaan sehingga tingkat kesejahteraan hidup rendah, karena mereka tidak memperoleh penghasilan.
4. Persebaran SDM yang tidak merata
Luasnya wilayah dan banyaknya kepulauan di Indonesia serta
terkonsentrasinya penduduk di Pulau Jawa juga merupakan penyebab timbulnya
permasalahan ketenagakerjaan di Indonesia. Kondisi geografis Indonesia ini
mengakibatkan persebaran penduduk tidak merata. Daerah-daerah luas di Indonesia
kekurangan penduduk sementara di Pulau Jawa kelebihan penduduk (padat).
Banyaknya penduduk di Pulau Jawa ini dapat meningkatkan investasi di pulau
tersebut. Berbagai usaha didirikan namun tetap tidak mampu untuk menekan jumlah
pengangguran, malah sebaliknya semakin tinggi. Karena pulau jawa terutama
kota-kota besar sudah menjadi daya tarik bagi pencari kerja dari luar Pulau
Jawa. Padahal daerah di luar Pulau Jawa memiliki potensi alam yang melimpah dan
belum diolah secara optimal.
5. Pengangguran
Muara dari permasalahan ketenagakerjaan ini
adalah semakin tingginya tingkat pengangguran. Apalagi tingginya tingkat
pengangguran ini semakin diperparah dengan adanya PHK (pemutusan hubungan
kerja) besar-besaran. PHK besar-besaran biasanya dilakukan untuk efisiensi
perusahaan.
Pengangguran ini akan berakibat luas dalam perspektif pembangunan
ekonomi negara. Banyaknya jumlah pengangguran merupakan faktor penghambat
pembangunan ekonomi negara dan pemicu terganggunya kestabilitasan sosial dan
politik.
Jadi kesimpulannya, Bonus Demografi sangat berkaitan dengan
ketenagakerjaan di Indonesia yang telah dijelaskan pada post sebelumnya.
Masalah-masalah ketenagakerjaan ini pun dapat disebabkan oleh berbagai hal yang
sulit dihindari. Namun pemerintah memegang kekuasaan penuh dan jika dapat bersifat
inisiatif terhadap masalah ini secara efisien dan maksimal, dapat dijamin akan
terjadi perubahan dalam mutu SDM Indonesia ke arah yang lebih cerah hingga
dapat memajukan perekonomian di Indonesia. Karena dampak yang dibuahkan oleh SDM
yang disia-siakan dapat menghancurkan Indonesia sendiri, bagaikan bom yang
belum diledakkan.