Thursday, May 21, 2015

Sumber Daya Manusia di Indonesia

Meskipun Indonesia merupakan Negara yang jumlah penduduknya sangat padat ( ke-empat terbesar di dunia setelah Amerika Serikat, Cina, dan India ) dan kaya akan sumber daya alam yang tersebar, namun kenyataannya Negara tercinta ini masih sangat bergantung terhadap Negara lain. Mengapa demikian? Di satu sisi, Indonesia telah di kuasai oleh Negara lain tanpa disadari dengan produk-produk asing hingga sumber daya manusia asing yang mendominasi Negara ini.


Dengan 237.641.326 penduduk berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010 menurut data Badan Pusat Statistik Indonesia, tentunya banyak sekali SDM (Sumber Daya Manusia) terebar di Indonesia. SDM itu sendiri memang sangat berperan dan penting bagi pertumbuhan Negara ini sendiri karena merupakan aset untuk memajukan dan untuk menyaingi Negara asing baik dalam bidang apapun. Hal ini seharusnya menjadi kesempatan emas bagi Indonesia, namun Negara ini masih kurang pandai mengandalkan SDM nya dan sering mengalami kendala-kendala untuk meningkatkan kualitas SDM nya. Pendidikan yang layak dan berkualitas beserta skill/kemampuan sangat di butuhkan untuk dapat memutar roda pertumbuhan perekonomian Negara ini.


Indonesia baru memasuki era bonus demografi pada tahun 2012 yang diperkirakan akan berakhir pada tahun 2045 - 2050, yang berarti usia produktif di Indonesia mendominasi daripada usia lanjut maupun usia muda. Hal ini seharusnya merupakan bonus bagi Indonesia sendiri, namun seperti yang telah diuraikan, masalah-masalah ketenagakerjaan ini pun merajalela hampir di setiap daerah. Kendala yang masih sering terjadi dan sepenuhnya belum dapat diatasi Negara ini dapat menyebabkan penggangguran beserta dampak-dampak negatif yang dapat berujung hingga ke kasus-kasus penganiayaan dan pembunuhan.

Berdasarkan sumber yang saya dapatkan, terdapat beberapa masalah ketenagakerjaan yang mendominasi di Indonesia. Berikut adalah permasalahan tersebut:

1. Kurang tersedianya lapangan kerja


Melimpahnya SDM di Indonesia membuat lapangan kerja tidak mampu mengandalkan SDM tersebut. Hal ini merupakan pokok yang menyebabkan terhambatnya penyelenggaraan pembangunan ekonomi. 

2. Standar kualitas SDM yang rendah


Pendidikan yang rendah dan tidak merata dengan jenis pekerjaan yang tersedia. Tidak banyak yang beranggapan bahwa untuk mendapatkan pendidikan harus mengeluarkan biaya yang banyak. Maka dari itu, banyak sekali generasi-generasi muda Indonesia yang sudah mulai bekerja di usia mudanya tanpa menghiraukan kualitas pendidikan yang dimilikinya.
Rendahnya kualitas SDM juga akan berpengaruh pada tingkat produktivitas yang ujung-ujungnya menyebabkan proses produksi yang tidak efisien. Hal ini bisa kita lihat dari beberapa produk Indonesia yang tidak mampu bersaing dengan produk luar terutama barang-barang yang dihasilkan negara-negara maju. Bukan karena sedikitnya modal yang disediakan dalam proses produksi, bahkan sebaliknya biaya produksi tinggi tapi hasil produksi rendah. 

3. Kesempatan kerja masih sangat terbatas 


Berbagai sektor pekerjaan yang tersedia baik dibidang agraris, ekstraktif, industri, perdagangan dan jasa tidak mampu menampung besarnya jumlah SDM yang ada. Ketersediaan kesempatan kerja dibidang-bidang tersebut sangat terbatas bila dibandingkan dengan SDM yang besar. Mereka sulit untuk mendapatkan pekerjaan sehingga tingkat kesejahteraan hidup rendah, karena mereka tidak memperoleh penghasilan. 

4. Persebaran SDM yang tidak merata 


Luasnya wilayah dan banyaknya kepulauan di Indonesia serta terkonsentrasinya penduduk di Pulau Jawa juga merupakan penyebab timbulnya permasalahan ketenagakerjaan di Indonesia. Kondisi geografis Indonesia ini mengakibatkan persebaran penduduk tidak merata. Daerah-daerah luas di Indonesia kekurangan penduduk sementara di Pulau Jawa kelebihan penduduk (padat). Banyaknya penduduk di Pulau Jawa ini dapat meningkatkan investasi di pulau tersebut. Berbagai usaha didirikan namun tetap tidak mampu untuk menekan jumlah pengangguran, malah sebaliknya semakin tinggi. Karena pulau jawa terutama kota-kota besar sudah menjadi daya tarik bagi pencari kerja dari luar Pulau Jawa. Padahal daerah di luar Pulau Jawa memiliki potensi alam yang melimpah dan belum diolah secara optimal. 



5. Pengangguran 


Muara dari permasalahan ketenagakerjaan ini adalah semakin tingginya tingkat pengangguran. Apalagi tingginya tingkat pengangguran ini semakin diperparah dengan adanya PHK (pemutusan hubungan kerja) besar-besaran. PHK besar-besaran biasanya dilakukan untuk efisiensi perusahaan.
Pengangguran ini akan berakibat luas dalam perspektif pembangunan ekonomi negara. Banyaknya jumlah pengangguran merupakan faktor penghambat pembangunan ekonomi negara dan pemicu terganggunya kestabilitasan sosial dan politik. 



Jadi kesimpulannya, Bonus Demografi sangat berkaitan dengan ketenagakerjaan di Indonesia yang telah dijelaskan pada post sebelumnya. Masalah-masalah ketenagakerjaan ini pun dapat disebabkan oleh berbagai hal yang sulit dihindari. Namun pemerintah memegang kekuasaan penuh dan jika dapat bersifat inisiatif terhadap masalah ini secara efisien dan maksimal, dapat dijamin akan terjadi perubahan dalam mutu SDM Indonesia ke arah yang lebih cerah hingga dapat memajukan perekonomian di Indonesia. Karena dampak yang dibuahkan oleh SDM yang disia-siakan dapat menghancurkan Indonesia sendiri, bagaikan bom yang belum diledakkan.

1 comment: